Manado, Kp - Dewasa ini, kemajuan teknologi telah masuk dalam sistem pemerintahan di Indonesia termasuk pemerintah daerah. Dengan demikian, pemerintah harus mampu menyesuaikan diri serta mengikuti perkembangan teknologi yang ada, dengan mengembangkan aplikasi yang inovatif untuk mempercepat layanan publik kepada masyarakat.
Hal itu terungkap dalam dialog tele-conference terkait Smart City dengan melibatkan para peniliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Pemerintah Kota (Pemkot) Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Pemerintah Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara serta pemerhati teknologi dari Jakarta. Dalam dialog jarak jauh yang berlangsung di ruang Cerdas Command Center Selasa (28/11/2017).
Dalam kesempatan tersebut, Walikota Manado, Dr GS Vicky Lumentut menjelaskan tentang 12 sistem aplikasi berbasis teknologi yang dimiliki Kota Manado. Menurutnya, aplikasi teknologi C3 Pemkot Manado selama ini sangat membantu dalam pemerintahan di Kota Manado. Dimana, masyarakat bisa secara langsung menyampaikan keluhan terkait permasalahan sampah, infrastruktur dan layanan publik secara terbuka dan transparan.
"Di Manado kita sedang mengembangkan aplikasi-aplikasi yang ada untuk sedapat mungkin menjawab permasalahan yang terjadi ditengah masyarakat. Masyarakat bisa secara langsung melalui teknologi yang ada untuk melaporkan dan pemerintah akan langsung menindaklanjutinya. Selain itu, sistem surat menyurat secara online juga sedang dikembangkan,"kata Walikota GSVL.
Dialog interaktif yang berlangsung penuh keakraban yang dipandu dari Smart City and Community Inovation Center (SVCIC) yang berpusat di Bandung tersebut, bertujuan untuk saling membagi informasi dalam mewujudkan Kota Cerdas di Indonesia.
"Sama dengan di Manado, kita juga di Kota Binjai sedang menggunakan teknologi untuk menata pemerintahan,"tukas Walikota Binjai HM Idaham SH MSi, seraya menyebut Walikota GSVL sebagai ketua APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia).
"Pak Vicky Lumentut ini adalah ketua saya,"pungkasnya.
Diketahui, tampil sebagai narasumber salah satunya adalah Prof Suhono Harto Supangkat dari Lembaga Penelitian ITB Bandung sedangkan panelis dari Jakarta Bapak Setiaji Ali.
Penulis : Reza Ch