Pulau Racun.
KOTABUNAN Kabarpost.com - Pulau Racun merupakan daratan paling timur Bumi Totabuan. Terletak di antara Desa Bulawan dan Desa Buyat Kecamatan Kotabunan.
Meski namanya sangat menyeramkan, tapi nusa ini memiliki keistimewaan. Pulau Racun menjadi perbincangan masyarakat Bolaang Mongondow Timur (Boltim). Teranyar, dasar penamaan pulau itu mengundang tanya khalayak.
Menurut mantan Sangadi (Kepala Desa) Kotabunan, HT Potabuga (73), pulau yang berukuran sekitar 90 meter dan lebar 40 meter ini, dinamakan Racun karena dahulu kala menjadi tempat pembuangan atau pengasingan orang yang dianggap memiliki ilmu hitam.
"Nama itu diambil dari Bahasa Mongondow, yaitu Libuton Ponggaing, yang artinya Pulau Racun," ungkap Potabuga.
Nini Abdullah (45), warga Kotabunan mengatakan, nenek moyangnya pernah bercerita, di masa Perang Semesta (Permesta) 1957, banyak orang berilmu hitam, dibunuh di pulau yang tidak berpenghuni itu.
"Hal ini diceritakan nenek saya, K Damopolii (92)," tutur Abdullah.
Adapun waktu tempuh ke Pulau Racun dari Desa Bulawan, yakni sekitar 15 Menit menggunakan perahu katinting.
Menariknya, saat musim kemarau, walau pepohonan yang tumbuh di pulau ini menggugurkan daunnya, tapi tidak pernah mati. Padahal tanamannya tumbuh di atas tanah bercampur bebatuan besar.
"Di bawah pulau ini ada gua besar. Dimana gua tersebut pernah didatangi para penyelam mancanegara," tutur Efendi Wakid (52) warga Bulawan.
Juma Mokoagow, nelayan asal Desa Bulawan berkata, bagi orang-orang yang hobi memacing, lokasi Pulau Racun sangat pas. Alasannya, di situ terdapat banyak ikan yang berseliweran. Mulai dari ukuran kecil sampai raksasa.
"Jika cuaca bagus, warga sering datang memancing. Ikan yang mereka dapatkan, ikan Kuwe (Bobara), Kerapu (Goropa), serta Gorango yang paling banyak dijumpai," ujar Mokoagow.
Konon, pepohonan di pulau ini setiap pukul 18.00 Wita dihiasi ribuan burung. Warga setempat kerap melihat burung cakalang (burung ikan) dan bangau. Di pagi hari, kawanan burung itu tidak ada lagi. Tetapi saat hari sudah sore, mereka kembali lagi ke Pulau Racun. Di tepian pulau langsung berbatasan dengan laut curam. Tidak ada pantai sama sekali. Bagi penyelam, hal ini menjadi sensasi menantang.
Menurut para guide, masa berkunjung ke Pulau Racun yang baik ada di antara Mei dan Desember. Di bulan tersebut, kondisi perairan lebih tenang. Jika beruntung, penyelam bisa melihat ikan Hiu, ikan Pari, dan bahkan ikan Paus. Waktu menyelam terbaik pada pukul 07.00-1100 Wita. Bagi penyelam profesional, tidak lengkap jika belum berkunjung di Pulau Racun. (matt rey kartoredjo)